Sebuah konsekuensi dari era digital yang semakin banyaknya produk yang dihasilkan untuk mempermudah individu di semua tingkatan baik dalam bekerja maupun berkomunikasi maka semakin banyak pula potensi sampah yang yang dihasilkan. Sampah-sampah yang dihasilkan itu dapat berasal dari sisa proses produk maupun berupa barang bekas pakai peralatan elektronik.
Kali ini akan dibahas tentang sampah yang merupakan barang bekas pakai peralatan elektronik atau Limbah Elektronik. Banyak yang tidak mengetahui bahwa limbah elektronik ini ternyata memiliki kandungan yang berharga yaitu emas dan perak.
Potensi Logam Emas Dari Limbah Elektronik |
Emas dan perak banyak dipergunakan dalam peralatan elektronik karena memiliki sifat penghantar listrik yang sangat baik. Kedua logam ini banyak dipakai untuk melapisi konektor-konektor pada perangkat elektronik.
Logam emas lebih sering dipilih untuk melapisi bagian-bagian tertentu dari komponen elektronika seperti processor, finger, konektor, relay dan lain sebagainya. beberapa bagian dari komponen-komponen yang disebutkan di atas memang harus dibuat dengan logam emas karena hanya logam emaslah yang mampu menghantarkan arus listrik nyaris tanpa hambatan atau disebut juga zero resistensi.
Potensi Logam Emas Dari Limbah Elektronik memang masih sangat besar, berdasarkan pengalaman Yokohama Metal Co Ltd, sebuah perusahaan pemulung mendapati kenyataan bahwa ponsel dan kartu SIM merupakan tambang emas yang benar-benar luar biasa besar.
Jika di tambang emas konvensional dari satu ton material yang diambil dari perut bumi hanya didapat sekitar 5 gram emas maka potensi satu ton ponsel bekas yang dilebur bisa didapat 30 kali lipat, alias 150 gram emas. Bisa Rp 45 Juta Sebulan.
Oleh karena potensi yang besar itu tak mengherankan jika para perusahaan pemulung emas dari Singapura, dan juga Jepang, berencana masuk Indonesia untuk mengelola Potensi Logam Emas Dari Limbah Elektronik ini dengan membangun pabrik untuk melebur alat komunikasi tadi, menjaring emas, tembaga dan perak yang ada.